Pengertian Cerpen sebagai Karya Sastra: Ciri dan Unsur yang Terdapat

Pengertian Cerpen sebagai Karya Sastra: Ciri dan Unsur yang Terdapat


Pengertian Cerpen sebagai Karya Sastra: Ciri dan Unsur yang Terdapat

Cerpen dapat didefinisikan sebagai karya sastra yang memiliki gaya bulat dan kompleks, dengan jumlah kata antara 750-2500. Istilah ini diciptakan oleh penulis Prancis dan menjadi karangan fiksi singkat yang berbentuk sastra diikuti oleh sejumlah besar penulis di seluruh dunia. Cerita singkat ini memberi pandangan yang khas terhadap kesatuan gejala masyarakat dan watak-watak dalam sebuah adegan yang terbatas. Artikel ini akan membahas tentang pengertian cerpen sebagai karya sastra, ciri dan unsur-unsur yang terdapat di dalamnya.

Pengertian Cerpen sebagai Karya Sastra

Cerpen dapat ditafsirkan sebagai karangan fiksi yang pendek atau lebih singkat daripada novel dan bertentangan dengan bentuk sastra era modern. Cerpen menunjukkan definisi dan konsep tentang plot, karakter, latar belakang, tema, dan lain sebagainya. Cerpen berfokus pada peristiwa baru atau kegiatan yang berlangsung dalam waktu yang relatif lebih singkat daripada novel, baik dalam jumlah kata atau halaman. Cerpen juga dapat dibagi menjadi tipe: cerpen non-fiksi, cerpen fiksi yang melibatkan cerita yang diciptakan, serta cerita misteri yang disebut cerita detektif.

Ciri-Ciri dan Unsur yang Terdapat dalam Cerpen

Cerita pendek atau cerpen memiliki ciri-ciri unik yang memberikan tipe atau bentuk sastra tersendiri. Ciri-ciri tersebut antara lain adalah:

1. Panjangnya

Cerpen dapat dikatakan sebagai karangan fiksi paling singkat. Panjangnya berkisar antara 750-2500 kata, meskipun pengarang lain dapat meningkatkan artikelnya hingga 6000 kata. Obyektif dari cerpen adalah membuat narasi dan plotnya menarik dan menarik, jadi itu menggunakan sedikit kata. Sebagai contoh, lingkaran William Faulkner mengungkapkan bahwa pengarang harus membuat ceritanya dalam 2500 kata atau kurang, meskipun sekarang ada banyak pengarang yang menyalahgunakannya dengan menambahkan 2000 kata atau lebih sehingga artikelnya terlihat seperti novel.

2. Struktur

Struktur cerpen bukan hanya mengerucut ke ukuran artikel, tetapi juga mencakup struktur plot, karakter dan tema yang dijelaskan dalam sebuah artikel. Bagian berikut memberikan rincian tentang cara struktur cerpen bertujuan:

  • Plot: Plot cerpen cenderung lincah, terbatas, dan intens. Ini terbatas pada interaksi antar tokoh, ledakan dan satu pencapaian. Ini bisa dimulai langsung setelah perkenalan dengan karakter, menyoroti titik klimaks yang didefinisikan, dan kemudian menemukan resolusi. Di antara keterbatasan panjangnya, cerpen memerlukan lebih sedikit babak seperti prolog dan epilog dalam novel.
  • Karakter: Dalam cerpen, para pembaca hanya diberikan wawasan yang subtil tentang tokoh, dan waktu singkat yang dapat dihabiskan dengan mereka. Tidak seperti novel yang memiliki karakter yang lebih berwarna dan berkembang, penggambaran karakter dalam cerpen cenderung menyerap dan menyederhanakan.
  • Tema: Tema cerpen cenderung berfokus pada mise en scene utama. Pengarang memilih tema dengan waktu yang pendek dan efektif. Tema ini pun harus dibuat sangat jelas.

3. Tata bahasa

Cerpen menggunakan kepribadian informal, cukup santai, ringan dan mudah dimengerti. Berlawanan dengan novel, cerpen menempatkan kepentingan kepada abstrak bagi pembaca, menciptakan adegan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan emosional. Tata bahasa harus mencerminkan narasi, mengungkapkan tema, dan mengekspresikan latar belakang dari karakter. Stylistiknya sederhana namun kuat. Percakapan juga berperan penting dalam cerpen, menyoroti tindakan dan dinamika karakter.

Kesimpulan

Cerpen adalah bentuk sastra yang bertenaga dan jelas. Sebuah cerpen didefinisikan sebagai karangan fiksi yang pendek antara 750-2500 kata dan punya struktur yang sangat berbeda dari novel. Cerpen dengan tujuan ini memerlukan fitur seperti plot, karakter, latar belakang, konflik, dan tema, diikuti oleh tata bahasa yang mudah dimengerti. Dengan menggunakan lanjutan-lanjutan yang tepat dan stilistik yang sederhana namun kuat, pengarang dapat menciptakan karya sastra yang kuat dan berisi.